Tuesday, May 18, 2010

Penyandang Down Syndrome

JAKARTA, KOMPAS.com — Sehat, bugar, dan gembira. Itulah yang terlihat dari seorang Michael Rosihan Yacub, pegolf muda Indonesia yang memiliki kelainan down syndrome. Down syndrome adalah kelainan kromosom yang terjadi pada anak sehingga ia memiliki kelemahan dalam kecerdasan. Wajah mereka pun berciri “mongoloid”, di mana antara satu dan lainnya hampir sama. Selain itu, mereka juga memiliki otot-otot tubuh yang lemah.

Nah, walau memiliki keterbatasan, berkat perhatian dan dukungan penuh dari orangtuanya, Michael dapat tumbuh sehat dan mandiri layaknya anak normal. Apalagi dengan keberhasilannya memecahkan rekor Muri sebagai pegolf penyandang down syndrome satu-satunya di Asia, Minggu (24/1/2010) ini.

Aryanti Rosihan Yacub, ibunda Michael, mengatakan, putra bungsunya tersebut secara tidak sengaja telah mengenal olahraga golf sejak usia dua tahun. Ketika itu, Michael kecil sering diajak oleh ayah dan kedua kakaknya bermain di lapangan golf. Sejak itulah, kata Aryanti, Michael menunjukkan ketertarikan pada olahraga golf.

Bakat anaknya tersebut ditanggapi serius oleh dia. Sejak tahun 2004, Michael mulai serius bermain golf. “Mulai main tahun 2004, waktu itu masih sembilan hole, malah kadang-kadang tigahole,” kata Aryanti kepada Kompas.com di Lapangan Golf Pondok Indah, Jakarta, siang ini.

Meski begitu, Aryanti tetap memantau dengan aktif perkembangan anaknya. Hingga pada tahun 2008, Michael berhasil menyelesaikan 18 hole layaknya pegolf normal.

Saat ini Michael yang berusia 20 tahun itu aktif belajar di Center of Hope Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI). Hari Senin sampai Jumat, Michael belajar penuh di sana. Ia mendapat berbagai pelajaran yang sifatnya aplikatif, menyenangkan, sehingga mudah dimengerti.

“Di Center, dia (Michael) dapat pelajaran masak, main angklung, drama, komputer, dan mengajarkan pola hidup sehat. Kalau di sekolah biasa, pelajarannya enggak masuk di dia, tidak relevan, yang penting dia bisa urus diri sendiri dulu,” tandas ibu tiga putra yang juga Ketua ISDI itu.

Di akhir pekan, Michael rutin latihan golf bersama ayahnya. Michael sempat menyalamiKompas.com sebelum ia latihan golf pagi ini. Mulai sekitar pukul 07.00, Michael yang diantar ibu dan ayahnya itu sudah terlihat bersiap.

Menurut Aryanti, Michael diajarkan mengurus dirinya sendiri sejak kecil. Aryanti, misalnya, memberikan contoh untuk mandi kepada Michael dengan menyediakan kaca di kamar mandi agar Michael tahu bagian tubuh mana yang harus dibersihkan. “Lama-lama dia terbiasa,” katanya.

Setelah 11 tahun menggeluti kegiatan sosial untuk anak-anak down syndrome, Aryanti menilai, peran orangtua anak down syndrome sangat penting. “Anak harus diajak keluar, kalau di rumah saja bahaya. Orangtua juga harus berperan aktif dan mau anaknya berubah,” tandasnya.

Hebatnya lagi, selain berprestasi dalam olahraga golf, Michael juga pernah menyabet perak dalam Special Olympic di nomor 500 meter sprint dalam olahraga renang dan perunggu dalam soft ball throw. Dukungan dan semangat orang-orang terdekat ternyata mampu mengubah yang tidak bisa menjadi bisa. Michael dan keluarganya telah membuktikan itu

No comments:

Post a Comment